Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Artikel » Analisis Sistem Kebijakan Anggaran Fiskal Indonesia

Analisis Sistem Kebijakan Anggaran Fiskal Indonesia

  • account_circle admin
  • calendar_month Sel, 7 Mei 2013
  • visibility 231

Kita akan membicarakan kebijakan fiskal, analisis kebijakan fiskal indonesia, rancangan kebijakan fiskla indonesia, sejarah kebijakan fiskal indonesia.

ketika kita berbicara ekonomi makro terutama dalam instrument kebijakan fiskal. kita akan melihat kebijakan anggaran apa yang dipakai oleh pemerintah Indonesia. karena ini sangat penting managament pendapatan dan pengeluaran negara untuk pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. dalam teori ada 4 sistem anggaran.

tetapi disini saya hanya menerangkan Sistem anggaran yang diterapkan oleh Indonesia. Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan.

Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya kepastiananggaran serta meningkatkan disiplin. Pada zaman Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto, pemerintah menerapkan kebijakan “APBN Berimbang dan Dinamis” sebagai pengganti “Anggaran Moneter” yang diterapkan pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno (Orde Lama).

APBN berimbang dan dinamis dimaksudkan untuk menertibkan keuangan negara dan memupuk dana Negara secara sehat guna membiayai pembangunan.

masa Orde Baru (pertengahan tahun 1966), ekonomi Indonesia diganggu oleh hiper -inflasi hingga mencapai 650% sebagai akibat dari “defisit APBN yang sangat besar” yang dibiayai dengan pencetakan uang.

Bila defisit anggaran yang sangat besar tersebut tidak segera diatasi pemerintah, maka akan ada gangguan serius pada kondisi keuangan pemerintah, bahkan bukan tidak mungkin pemerintah Indonesia bisa mengalami gagal bayar (default) atas surat-surat utang yang diterbitkannya.

Baca: Aqiqah Jogja Terbaik

Pengalaman di banyak negara, untuk memulihkan ekonomi dari risiko default adalah menarik utang baru dengan konsekuensi nominal utang bertambah banyak, beban ABPN meningkat dan kelangsungan fiskal (fiskal sustainability) terganggu.

Argumen inilah yang antara lain mendorong pemerintah pada Orde Baru menempuh kebijakan “APBN Berimbang dan Dinamis”. Defisit anggaran dibolehkan akan tetapi tidak dibiayai dengan pencetakan uang, melainkan dengan pinjaman luar negeri, yang diberlakukan secara intra budgeter.[1]

Hal lain yang menyolok dalam APBN system berimbang adalah system ini telah dianut Indonesia sejak dulu dan factor peyeimbang dalam APBN itu adalah bantuan luar negri untuk progam dan proyek. Pinjaman luar negri itu biasanaya berwujud proyek-proyek yang study kelayakannya, investasinya, desain proyek dan konstruksinya, dilakukan oleh perusahaan asing. Dalam tender-tender internasional pada umumnya akan muncul pemenag yaitu perusahaan-perusahaan dari Negara pemberi pinjaman tersebut. Dalam hal hal ini perusahaan Indonesia tidak bisa belajar apa-apa, sebab, mulai dari perumusan proyek sampai penangannanya dilakukan oleh perusahaan asing. Hal ini telah menyebabkan disiplin fiscal Indonesia kurang memahami perubahan kualitatif dalam perekonomian. seharusnya disiplin itu makin mengetahui sifat proyek yang makin modern. [2]

Dalam sistem anggaran yang berimbang dan dinamis tersebut pinjaman luar negri dimasukan sebagai salah-satu sumber dari penerimaan Negara. Dikatakanya bahwa keunikan anggaran tersebut muncul dari maksud dan tujuan digunakan nya kebijakan tersebut. Kebijakan anggaran berimbang dan dinamis digunakan untuk menggantikan anggaran moneter. APBN disatukan dengan anggaran kredit dan anggaran devisa ( APBN Sosialisme ala Indonesia dari orde Demokrasi terpimpin ciptaan Presiden Soekarno) dan usaha menumpuk dana Negara secara sehat guna membiayai pembangunan.[3]

Kebijakan APBN Berimbang dan Dinamis mengatur disiplin anggaran sebagai berikut :[4]

1) Penerimaan dalam negeri digunakan untuk membiayai belanja rutin, sedangkan penerimaanluar negeri digunakan untuk membiayai belanja pembangunan, sehingga terjadi internal balance dalam APBN. Menurut Frans Seda, karena bersifat internal balance tersebut, maka APBN tidak boleh menjadi sumber inflasi.

2) Belanja rutin hanya disediakan sepanjang ada dana dari penerimaan dalam negeri, sedangkan belanja pembangunan dapat dilakukanapabila terdapat penerimaan dari bantuan/ pinjaman/utang luar negeri.

3) penerimaan pembangunan tidak boleh dipakai untuk belanja rutin, sehingga APBN Berimbang dan Dinamis akan memupuk internal saving dan menetralisir dampak inflasi dari masuknya utang luar negeri.

Dengan demikian, “disiplin anggaran” merupakan strategi untuk menjamin terwujudnya kelangsungan fiskal dalam jangka panjang. Bila disiplin anggaran ini diabaikan, maka kelangsungan fiskal pasti terganggu. APBN Berimbang dan Dinamis memiliki peranan penting dalam penyelesaian utang luar negeri Indonesia. Karena pada awal Orde Baru, Indonesia menghadapi tiga kesulitan, yaitu:[5]

1) Pemerintah tidak memiliki angka yang pasti mengenai berapa besar utang pemerintah

2) Bagaimana pemerintah harus menyelesaikan utang-utang tersebut

3) Bagaimana pemerintah dapat memperolehpinjaman baru untuk membiayai program- program pembangunan.

Tujuan dari anggaran berimbang adalah terjadinya kepastian anggaran dan kedisiplinan anggaran, sedangkan tujuan dari anggaran defisit adalah memberi stimulus pada perekonomian, dimana anggaran deficit umumnya dipraktekan pada kondisi ekonomi sedang krisis. Suatu anggaran bisa mengalami deficit karena pengeluaran (belanja barang dan saja + gaji pegawai + transfer payment/subsidi) lebih besar dari penerimaan pajak + pinjaman/ obligasi dalam negeri ). Selisih (defisit) tersebut umumnya ditutup dengan menarikpinjaman/utang luar negeri. Keputusan untuk memilih kebijakan anggaran yang paling tepat sangat tergantung pada mazhab ekonomi politik yang dianut pemerintah yang berkuasa.[6]

Pada dasarnya, peranan stabilisasi potensial kebijakan fiskal itu sangat sederhana, bila mana belanja konsumsi dan investasi swasta tidak memadai untuk produksi dan kesempatan kerja yang tinggi. Pemerintah dapat menarik dana yang bila tidak ditarik dengan cara ini akan dipergunakan dengan cara lain oleh masyarakat. Atau meskipun banyak ahli yang meragukan keberhasilan metode ini. Pemerintah dapat menaikan belanja total dengan cara menaikan belanja pemerintah yang dibiayai oleh pajak baru atas dana yang bila tidak dikenakan pajak itu akan tetap “beku”. Sebaliknya bilamana belanja total sector swasta terlalu besar , sehingga menyebabkan inflasi, pemerintah dapat menarik dana dari arus pendapatan dengan mengenakan pajak lebih besar dari pada belanja Negara.[7]

Kebijakan fiskal mempunyai konotasi sebagai tindakan untuk memanfaatkan pajak. Meminjam dari masyarakat (oleh Negara) dan belanja Negara. Tindakan-tindakan itu bertujuan agar perekonomian bisa stabil juga bisa membangun. Dilihat dari rentang waktu, pemanfaatan kebijakan fiskal untuk mendorong pembangunan ekonomi merupakan kebijakan yang relative sangat baru.[8]. Demikian artikel tentang kebijakan fiskal, analisis kebijakan fiskal indonesia, rancangan kebijakan fiskla indonesia, sejarah kebijakan fiskal indonesia

Footnote

[1] Majalah IRF ( Informasi Resiko Fiskal), Pusat Pengelolaan Resiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal, Kementrian Keuangan. Edisi II September 2010
[2] Yanto Bashri, Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia: Prisma Pemikiran Prof.Dr. Dorodjatun Kuntjoro- Jakti, Prenada Media, Bogor, 2003, hal.58
[3] Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijakan Fiskal, Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal. 180
[4] Majalah IRF ( Informasi Resiko Fiskal), Ibid.
[5] Ibid
[6] Ibid.
[7] Philip E.Taylor, The Economics of Public Finance, maccmillan Company, New York, 1953, hal.572-573
[8] Komarudin, Uang di Negara Sedang Berkembang, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hal.552

  • Penulis: admin

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Wawancara Ky.H. As’ad Said Ali; Kita Tumbuhkan Kelas Menengah Baru Dari NU, memberdayakan ekonomi umat, memajukan ekonomi umat, dalam kerangka ekonomi bangsa indonesia

    Wawancara Ky.H. As’ad Said Ali; Kita Tumbuhkan Kelas Menengah Baru Dari NU

    • calendar_month Jum, 17 Mei 2013
    • visibility 236
    • 0Komentar

    Perkembangan ekonomi dilakalangan nahdiyin, kita kan membahas dalam bersama Ky.H. As’ad Said Ali. Bagaimana strategi pengembangan ekonomi bagi warga NU, berikut wawancara Mukafi Niam dengan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali beberapa waktu lalu. Bagaimana upaya pengembangan ekonomi NU? Ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan warga NU. Titik tolaknya dari Nahdlatut Tujjar yang dikembangkan […]

  • Dasar Berbisnis, Etika Dalam Menjalankan Bisnis, makna dan pengertian bisnis, bagaimana bisnis dimengerti dan dijalankan, memahami bisnis dalam etika dan praktik lapangan.

    Dasar Berbisnis, Etika Dalam Menjalankan Bisnis

    • calendar_month Ming, 12 Mei 2013
    • visibility 252
    • 0Komentar

    Dasar Berbisnis, Etika Dalam Menjalankan Bisnis,  makna dan pengertian bisnis, bagaimana bisnis dimengerti dan dijalankan, memahami bisnis dalam etika dan praktik lapangan. Anoraga (1996) mengartikan bahwa bisnis memiliki makna dasar “The buying and selling of goods and service.” Dalam kamus bahasa Indonesia , bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan. Pakar bisnis Skinner […]

  • pengurus HPSI DIY, daftar pengurus Himpunan Pengusaha Santri DIY, gerakan ekonomi Yogyakarta, Sejarah pembentukan HIPSI

    Buchori Al-Zahrowi Terpilih Sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) DIY

    • calendar_month Rab, 22 Mei 2013
    • visibility 284
    • 0Komentar

    Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) yang merupakan turunan dari Rabithah Ma’ahid Islamiyah NU lahir pada tanggal 03 Februari 2012 kini mulai merambah ke wilayah-wilayah, tak luput Daerah Isitimewa Yogyakarta pun ikut membentuk badan otonom yang konsen diwalayah pengembangan ekonomi ini. Pembentukan HIPSI DIY diawali dari acara HARLAH NU ke-90 yakni Temu Saudagar dan Lintas Profesi […]

  • Membangun bisnis di usia lanjut, pelatihan wirausaha bagi purnakarya, bisnis di masa pengsiun, mental usaha para purnakarya, work shop wirausaha jogja, racangan seminar wirausaha

    Bisnis di Usia Lanjut, Pelatihan Wirausaha Bagi Purnakarya

    • calendar_month Ming, 5 Mei 2013
    • visibility 230
    • 0Komentar

    Membangun bisnis di usia lanjut, pelatihan wirausaha bagi purnakarya, bisnis di masa pengsiun, mental usaha para purnakarya, work shop wirausaha jogja, racangan seminar wirausaha. Pensiun atau purna karya bagi sebagian orang seringkali dianggap sebagai sebuah kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan seperti apa yang […]

  • Jual beli menurut islam, hukum islam dalam mengatur jual beli, pola jual beli dalam pandangan islam, syariat islam dalam jual beli, fiqih jual beli

    Pandangan Islam Terhadap Jual Beli, Sebuah Pendekatan Manhaji

    • calendar_month Sen, 6 Mei 2013
    • visibility 248
    • 0Komentar

    Jual beli menurut islam, hukum islam dalam mengatur jual beli, pola jual beli dalam pandangan islam, syariat islam dalam jual beli, fiqih jual beli. Islam melihat konsep jual beli itu sebagai suatu alat untuk menjadikan manusia itu semakin dewasa dalam berpola pikir dan melakukan berbagai aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi. Pasar sebagai tempat aktivitas jual beli […]

  • bisnis apartemen di kawasan yogyakarta, perkembangan bisnis propertis di yogyakarta, bangunan apartemen di yogyakarta, investasi apartemen di yogyakarta.

    Bisnis Hunian Apartemen Menjadi Trend Masa Depan Yogyakarta

    • calendar_month Sen, 3 Jun 2013
    • visibility 291
    • 0Komentar

    Bisnis hunian apartemen menjadi trend masa depan yogyakarta, hunian apartemen akan menjadi trend hunian masa yang akan datang di kawasan yogyakarta. Banyak faktor yang melatar belakangi fenomena ini, semakin sulitnya lahan hunian dikawasan kota yogyakarta karena semakin mahalnya harga tanah tentunya. Selain itu kawasan yogyakarta merupakan kota tujuanm kota yogyakarta merupakan kota pendidikan, kota budaya […]

expand_less